Sabtu, 11 Mei 2019

Kesenian Pantun

Kesenian pantun

Latar belakangnya mulai menyukai kesenian pantun ini sejak kelas 2 SMK dikarnakan sudah banyak orang yang tidak mengetahui apa itu kesenian pantun dan tidak ada generasi-generasi muda yang mengembangkan kesenian tersebut akhirnya kang Rizal berkecimbung di dunia kesenian pantun tersebut untuk mengembangkannya dan memperkenalkan kesenian tersebut kepada orang-orang disekitarnya agar kesenian pantun tersebut tidak musnah.

SEJARAH PANTUN

Menurut buku dari UNPAD. Adanya sejak jaman kerajaan padjajaran dan jayanya sejak tahun 1333 Masehi sampai 1579 Masehi. Dulu yang terkenal yaitu cerita Ciuang wanara , Munding laya .
Menurut Mang Ayi seniman pantun dari Subang.sejak jaman kerajaan padjajaran namun kesenian tersebut dulunya tidak memakai alat usik apapun melainkan pakai mulut saja menceritakan pantunnya tidak seperti sekarang memakai kecapi. Pemantun sejak jaman kerajaan padjajaran yaitu Raden Kuncung Aradillah dan partnernya aki Darmawalet.
Kata mang Ayi sejak dulu itu pantun digunaan untuk menyampaikan amanat –amanat raja kepada masyarakatnya contohnya apabila ada berita masyarakat dikasih taunya lewat pantun ini dan ada juga yang menyebutkan kegunaan pantun itu sebagai penghibur raja dan anak-anak raja dahulu.
Juru-juru pantun dahulu yang terkenal yaitu Dasasmita dari kanekes banten dan sirodi tahun 1966.

PERKEMBANGAN PANTUN DAHULU SAMPAI SEKARANG

Kesenian pantun ini sangat sakral sekali dan tidak memakai alat music apapun melainkan kita berpantun saja dan tidak bisa bermain begitu saja tetapi apabila ada acara  syukuran hajat bumi atau bisa dibilang dengan ruwatan contohnya syukuran ganti nama gedung.
Dari jaman-kejaman para pemantun terdahulu masih saja memakai kecapi ,pemantun dan partnernya semua cerita disampaikan oleh sipemantun tersebut sedangkan sekarang banyak kemajuan jaman sekarang memaikai sinden ,rebab,dan celempung jadi tidak semuanya dibawakan oleh sipemantun tersebut tetapi tidak menghilangkan cirikhas aslinya
Jaman sekarang kesenian pantun ini khusunya subang dan sumedang masih dipakai sebagai ritual syukuran hajat bumi dan lainnya tapi sisi lain sering dipakai sebagai hiburan untuk memperkenalkan kesenian pantun kepada masyarakat dan orang-orang yang belum tau apa itu seni pantun dan mengembangkannya kembali agar tidak musnah  dan sampai sekarang kesenian ini hanya memakai kecapi saja.

MAKNANYA

Didalam kesenian tersebut ada tataanya terdabat struktur yang teratur dari mulai rajah yang berisi seperti tawasul meminta ijin kepada  yang masih ada ataupun yang sudah tidak ada dan meminta izin kepada  tuhan selanjutnya rajah pamuna untuk menetapkannya dan dilanjutkan oleh kidung atau lagu kembang gadung dari situ lanjut ke patwa,bisa disebut dengan kakawen (mangkatan carita) jadi sebelum bercerita ada yang disebut dengan kakawen yaitu menggambarkan isi cerita tersebut dan sesudah itu baru isi cerita oleh sipemantun dan yang terakhir ada rajah panutup .
Pelajaran yang bisa diambil dari kesenian pantun ini yaitu ungkapan rasa sujud syukur  atas apa yang tuhan kehendaki.
Ada pribahasa “Pantunmah moal katimu ku ratu ku jaksa moal kabuka ku panitah moal kapanggih iwal kacatur ku juru pantun” yang artinya tidak ada lirik atau catatan apapun yang berarti bercerita keluar sendirinya oleh sipemantun tersebut dan tidak memakai lirik ataupun buku catatan. Contohnya ada satu kejadian diceritakan dan kemudian dipantukan untuk menyampaikan kepada masyarakat-masyarakatnya dan sampai sekarang memang tidk ada penulisnya sama sekali . kelengkapan saat memantun biasanya suka memaikai sesajen dilihat dari sisi pertunjukan itu hanya sebagai property untuk membuat suasasana lebih nyeni , tapi apabila dilihat dari sisi ritual itu dipakai untuk mengungkapkan rasa menghargai pada leluhur kita yang sudah tiada yang menyiptakannya.

Penulis      : Lhatifah Shafiyyah
Nim          : 18123006
SUMBER : Rizal Maulana mahasiswa ISBI Bandung

Sekian dari saya semoga ilmunya bermanfaat untuk kalian .Terimakasih J