Kesenian pantun
Latar
belakangnya mulai menyukai kesenian pantun ini sejak kelas 2 SMK dikarnakan
sudah banyak orang yang tidak mengetahui apa itu kesenian pantun dan tidak ada
generasi-generasi muda yang mengembangkan kesenian tersebut akhirnya kang Rizal
berkecimbung di dunia kesenian pantun tersebut untuk mengembangkannya dan
memperkenalkan kesenian tersebut kepada orang-orang disekitarnya agar kesenian
pantun tersebut tidak musnah.
SEJARAH
PANTUN
Menurut
buku dari UNPAD. Adanya sejak jaman kerajaan padjajaran dan jayanya sejak tahun
1333 Masehi sampai 1579 Masehi. Dulu yang terkenal yaitu cerita Ciuang wanara ,
Munding laya .
Menurut
Mang Ayi seniman pantun dari Subang.sejak jaman kerajaan padjajaran namun
kesenian tersebut dulunya tidak memakai alat usik apapun melainkan pakai mulut
saja menceritakan pantunnya tidak seperti sekarang memakai kecapi. Pemantun
sejak jaman kerajaan padjajaran yaitu Raden Kuncung Aradillah dan partnernya
aki Darmawalet.
Kata
mang Ayi sejak dulu itu pantun digunaan untuk menyampaikan amanat –amanat raja
kepada masyarakatnya contohnya apabila ada berita masyarakat dikasih taunya
lewat pantun ini dan ada juga yang menyebutkan kegunaan pantun itu sebagai
penghibur raja dan anak-anak raja dahulu.
Juru-juru
pantun dahulu yang terkenal yaitu Dasasmita dari kanekes banten dan sirodi
tahun 1966.
PERKEMBANGAN
PANTUN DAHULU SAMPAI SEKARANG
Kesenian
pantun ini sangat sakral sekali dan tidak memakai alat music apapun melainkan
kita berpantun saja dan tidak bisa bermain begitu saja tetapi apabila ada
acara syukuran hajat bumi atau bisa
dibilang dengan ruwatan contohnya syukuran ganti nama gedung.
Dari
jaman-kejaman para pemantun terdahulu masih saja memakai kecapi ,pemantun dan
partnernya semua cerita disampaikan oleh sipemantun tersebut sedangkan sekarang
banyak kemajuan jaman sekarang memaikai sinden ,rebab,dan celempung jadi tidak
semuanya dibawakan oleh sipemantun tersebut tetapi tidak menghilangkan cirikhas
aslinya
Jaman
sekarang kesenian pantun ini khusunya subang dan sumedang masih dipakai sebagai
ritual syukuran hajat bumi dan lainnya tapi sisi lain sering dipakai sebagai
hiburan untuk memperkenalkan kesenian pantun kepada masyarakat dan orang-orang yang
belum tau apa itu seni pantun dan mengembangkannya kembali agar tidak
musnah dan sampai sekarang kesenian ini
hanya memakai kecapi saja.
MAKNANYA
Didalam
kesenian tersebut ada tataanya terdabat struktur yang teratur dari mulai rajah
yang berisi seperti tawasul meminta ijin kepada
yang masih ada ataupun yang sudah tidak ada dan meminta izin kepada tuhan selanjutnya rajah pamuna untuk
menetapkannya dan dilanjutkan oleh kidung atau lagu kembang gadung dari situ
lanjut ke patwa,bisa disebut dengan kakawen (mangkatan carita) jadi sebelum
bercerita ada yang disebut dengan kakawen yaitu menggambarkan isi cerita
tersebut dan sesudah itu baru isi cerita oleh sipemantun dan yang terakhir ada
rajah panutup .
Pelajaran
yang bisa diambil dari kesenian pantun ini yaitu ungkapan rasa sujud syukur atas apa yang tuhan kehendaki.
Ada
pribahasa “Pantunmah moal katimu ku ratu ku jaksa moal kabuka ku panitah moal
kapanggih iwal kacatur ku juru pantun” yang artinya tidak ada lirik atau
catatan apapun yang berarti bercerita keluar sendirinya oleh sipemantun
tersebut dan tidak memakai lirik ataupun buku catatan. Contohnya ada satu
kejadian diceritakan dan kemudian dipantukan untuk menyampaikan kepada
masyarakat-masyarakatnya dan sampai sekarang memang tidk ada penulisnya sama
sekali . kelengkapan saat memantun biasanya suka memaikai sesajen dilihat dari
sisi pertunjukan itu hanya sebagai property untuk membuat suasasana lebih nyeni
, tapi apabila dilihat dari sisi ritual itu dipakai untuk mengungkapkan rasa
menghargai pada leluhur kita yang sudah tiada yang menyiptakannya.
Penulis : Lhatifah Shafiyyah
Nim : 18123006
SUMBER : Rizal Maulana mahasiswa ISBI Bandung
1 komentar:
Subhanallah
Posting Komentar