Senin, 20 Mei 2019

Kesenian Calung


Calung

Calung adalah alat musik sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dari angklung, cara menabuh calung yaitu dengan memukul-mukul batang (wilayah) dari ruas-ruas (tabung bambu)  yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonic (da-mi-na-ti-la). Jenis bamboo untuk pembuatan calung kebanyakan adalah awi wulung (bambu berwarna ungu-kehitaman). Namun ada pula calung yang dibuat dari awi temen (bamboo berwarna putih).
Selain sebagai alat musik calung juga mempunyai pengertian seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung sunda : Calung rantay dan calung jinjing.


Pada Calung rantay. Bilah tabung dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, berjumlah 7 wilahan (7 ruas bambu atau lebih). Ada dua macam komposisi alat calung : satu deretan dan dua deretan ( calung indung dan calung anak/calung rincik. Cala memainkan calung rantai , calung dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersila. Biasanya calung tersebut diikat dipohon atau di bilik rumah, misalnya calung rantay banjaran-bandung. Ada juga yang di buatkan ancak “dudukan “ khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tara wangsa di cibalong dan cipatujah , Tasikmalaya, calung rantay di banjaran dan kanekes/Baduy.
Adapun calung jingjing Adalah waditra calung yang ditampilkan dengan cara dijinjing (tergantung) dipegang oleh tangan kiri jika akan dibunyikan, yang terbuat dari bahan bambu hitam (awi hideung) berlaraskan pelog, salendro dan madenda, dipasang tersusun dari nada terkecil sampai nada terbesar (soepandi dkk 1995:43).
Calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang di satukan dengan sebilah kecil bamboo (panir). Calung jinjing terdiri dari empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panempas (5, 3 dan 2 tabung bambu), calung jongrong (5,3).
Latar Belakang Calung Jinjing
Eksistensi calung jinjing sebagai salah satu jenis seni pertunjukan hiburan merupakan hasil perkembangan dari suatu bentuk kesenian yang difungsikan untuk sarana upacara penghormatan Dewi Sri (Dewi Padi) yaitu calung rantai/renteng. Terjadinya perkembangan dalam calung rantai menjadi calung jinjing mengalami perubahan bentuk dan fungsi.
Perkembangan kesenian calung di Jawa Barat demikian pesat hingga ditambahkan beberapa alat music pada calung. Misalnya kosrek, kecapi, piul (biola) bahkan kibor dan gitar. Unsur vokal menjadi sangat dominan, sehingga bermunculan vokalis calung terkenal, seperti Adang Cengos dan Hendarso(Darso).


Waditra dan Pergelaran Calung Jinjing
Waditra  (peralatan)
Seni calung jinjing pada mulanya teridiri dari empat perangkat waditra yang secara keseluruhan memiliki susunan nada sekitar 4 oktaf atau 20 bilah (20 nada). Keempat perangkat waditra calung tersebut di anataranya; (1) Calung Kingking, (2) Calung Panempas, (3) Calung Jongjrong, (4) Calung Gonggong.
a.       Calung kingking
Calung kingking disebut juga calung melodi, terdiri dari 8 bilah nada yang disusun dengan ditusuk (digroyok/ditiir) dari urutan nada tertinggi (calung terkecil) sampai nada terendah (calung terbesar). Fungsi calung tersebut adalah sebagai pembawa melodi lagu.

b.      Calung Panempas
Calung panempas terdiri dari 5 bilah nada sambungan dari bilah nada terendah calung kingking. Kelima nada tersebut disusun dari urutan nada tertinggi/terkecil sampai nada terendah/terbesar. Fungsi dari calung panempas yaitu untuk menegaskan nada-nada pokok lagu yang disajikan. Dengan kata lain sebagai pengiring melodi (lagu).

c.       Calung Jongjrong
Calung jonjrong mempunyai 5 bilah nada sambungan dari nada terendah calung panempas yang terbagi dalam 2 bagian calung yang terpisah. Penyusun 5 nada dalam dua bagian tersebut yaitu nada tertinggi berturut-turut disusun disatukan dari bilahan terkecil sampai bilahan sampai tersebar nya, dan 2 nada terendah sebagai sambungannya disusun seperti itu. Fungsi dari calung jonjrong adalah untuk menegaskan nada-nada pokok suatu lagu sama dengan calung panempas dan kadang-kadang seperti fungsi kendang yaitu memberikan hiasan bunyi dan irama lagu.

d.      Calung Gonggong
Calung Gonggong merupakan calung terbesar dan terendah dalam urutan bilah nada calung jinjing. Calung tersebut terdiri dari dua bilah nada yang biasanya nada 1 (da) dan nada 4 (ti) yang dipergunakan sebagai goong.
Pergelaran 
Pergelaran calung jinjing awalnya merupakan seni pertunjukan karawitan yang mencakup       karawitan sekar dan karawitan gending (karawitan campuran). Dalam pertunjukannya menampilkan instrumentalia dan sekaran lagu-lagu dengan lirik siisndiran.


Penulis : Rere Lailatus Sholiha
Nim : 18123027
Sumber : Buku Deskripsi kesenian Jawa Barat
Skripsi "Grup Calung Darso" (Iman Herawandi)
Dokumentasi : Benny Herdian H (Pada saat Inaugurasi Arjuna)

Tidak ada komentar: