Calung
Calung
adalah alat musik sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dari
angklung, cara menabuh calung yaitu dengan memukul-mukul batang (wilayah) dari
ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonic (da-mi-na-ti-la). Jenis bamboo
untuk pembuatan calung kebanyakan adalah awi wulung (bambu berwarna
ungu-kehitaman). Namun ada pula calung yang dibuat dari awi temen (bamboo
berwarna putih).
Selain
sebagai alat musik calung juga mempunyai pengertian seni pertunjukan. Ada dua
bentuk calung sunda : Calung rantay dan calung jinjing.
Pada
Calung rantay. Bilah tabung dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang
terbesar sampai yang terkecil, berjumlah 7 wilahan (7 ruas bambu atau lebih).
Ada dua macam komposisi alat calung : satu deretan dan dua deretan ( calung
indung dan calung anak/calung rincik. Cala memainkan calung rantai , calung
dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersila. Biasanya calung tersebut diikat
dipohon atau di bilik rumah, misalnya calung rantay banjaran-bandung. Ada juga
yang di buatkan ancak “dudukan “ khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tara
wangsa di cibalong dan cipatujah , Tasikmalaya, calung rantay di banjaran dan
kanekes/Baduy.
Adapun
calung jingjing Adalah waditra calung yang ditampilkan dengan cara dijinjing
(tergantung) dipegang oleh tangan kiri jika akan dibunyikan, yang terbuat dari
bahan bambu hitam (awi hideung) berlaraskan pelog, salendro dan madenda,
dipasang tersusun dari nada terkecil sampai nada terbesar (soepandi dkk
1995:43).
Calung
jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang di satukan dengan sebilah kecil
bamboo (panir). Calung jinjing terdiri dari empat atau lima buah, seperti
calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panempas (5, 3 dan 2
tabung bambu), calung jongrong (5,3).
Latar Belakang Calung
Jinjing
Eksistensi
calung jinjing sebagai salah satu jenis seni pertunjukan hiburan merupakan
hasil perkembangan dari suatu bentuk kesenian yang difungsikan untuk sarana
upacara penghormatan Dewi Sri (Dewi Padi) yaitu calung rantai/renteng.
Terjadinya perkembangan dalam calung rantai menjadi calung jinjing mengalami
perubahan bentuk dan fungsi.
Perkembangan
kesenian calung di Jawa Barat demikian pesat hingga ditambahkan beberapa alat music
pada calung. Misalnya kosrek, kecapi, piul (biola) bahkan kibor dan gitar.
Unsur vokal menjadi sangat dominan, sehingga bermunculan vokalis calung
terkenal, seperti Adang Cengos dan Hendarso(Darso).
Waditra dan Pergelaran
Calung Jinjing
Waditra
(peralatan)
Seni
calung jinjing pada mulanya teridiri dari empat perangkat waditra yang secara
keseluruhan memiliki susunan nada sekitar 4 oktaf atau 20 bilah (20 nada). Keempat
perangkat waditra calung tersebut di anataranya; (1) Calung Kingking, (2) Calung
Panempas, (3) Calung Jongjrong, (4) Calung Gonggong.
a. Calung
kingking
Calung
kingking disebut juga calung melodi, terdiri dari 8 bilah nada yang disusun
dengan ditusuk (digroyok/ditiir) dari urutan nada tertinggi (calung terkecil)
sampai nada terendah (calung terbesar). Fungsi calung tersebut adalah sebagai
pembawa melodi lagu.
b. Calung
Panempas
Calung
panempas terdiri dari 5 bilah nada sambungan dari bilah nada terendah calung
kingking. Kelima nada tersebut disusun dari urutan nada tertinggi/terkecil sampai
nada terendah/terbesar. Fungsi dari calung panempas yaitu untuk menegaskan
nada-nada pokok lagu yang disajikan. Dengan kata lain sebagai pengiring melodi
(lagu).
c. Calung
Jongjrong
Calung
jonjrong mempunyai 5 bilah nada sambungan dari nada terendah calung panempas
yang terbagi dalam 2 bagian calung yang terpisah. Penyusun 5 nada dalam dua
bagian tersebut yaitu nada tertinggi berturut-turut disusun disatukan dari
bilahan terkecil sampai bilahan sampai tersebar nya, dan 2 nada terendah
sebagai sambungannya disusun seperti itu. Fungsi dari calung jonjrong adalah
untuk menegaskan nada-nada pokok suatu lagu sama dengan calung panempas dan
kadang-kadang seperti fungsi kendang yaitu memberikan hiasan bunyi dan irama
lagu.
d. Calung
Gonggong
Calung
Gonggong merupakan calung terbesar dan terendah dalam urutan bilah nada calung
jinjing. Calung tersebut terdiri dari dua bilah nada yang biasanya nada 1 (da)
dan nada 4 (ti) yang dipergunakan sebagai goong.
Pergelaran
Pergelaran calung jinjing awalnya merupakan seni
pertunjukan karawitan yang mencakup karawitan
sekar dan karawitan gending (karawitan campuran). Dalam pertunjukannya
menampilkan instrumentalia dan sekaran lagu-lagu dengan lirik siisndiran.
Penulis : Rere Lailatus Sholiha
Nim : 18123027
Sumber : Buku Deskripsi kesenian Jawa Barat
Skripsi "Grup Calung Darso" (Iman Herawandi)
Dokumentasi : Benny Herdian H (Pada saat Inaugurasi Arjuna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar