Jumat, 17 Mei 2019

Kesenian Bangkong Reang


KESENIAN BANGKONG REANG


Dari segi  istilah bahasa bahwa Bangkong Reang terdiri dari 2 suku kata yaitu  Bangkong  dan  Reang. Bangkong  itu adalah nama hewan dalam bahasa sunda bila di atikan kepada bahasa indonesia adalah Katak, sedangkan Reang  adalah suara yang gaduh atau ramai. Katak atau Bangkong adalah  hewan amfibia yang paling dikenal di seluruh indonesia. Katak yang dimaksud dalam seni Bangkong reang  ini berjenis katak sawah. Katak sawah ialah katak yang biasanya hidup di sawah-sawah, rawa, parit dan juga selokan, sampai ke rawa-rawa bakau.  Nama ilmiah katak sawah biasa disebut fejervarya cancrivora.

A.    ASAL-USUL KESENIAN BANGKONG REANG
Banyak versi mengenai asal-usul kesenian Bangkong Reang, hal ini disebabkan karena kuranya sumber data mengenai kesenian Bangkong Reang. Wiradireja berpendapat bahwa :
Kesenian Bangkong Reang sudah lama keberadaanya, tetapi baru terungkap pada tahun 1978 dan baru di pagelarkan secara khusus tahu 1990 di Kabupaten Cianjur. Asal muasal tersebut,seorang tokoh kesenian Bangkong Reang, pergi ke suatu tempat dengan bermaksud ingin mecari bahan bambu untuk alat musik  Calung. Tetapi entah mengapa bambu tersebut jatuh ke permukaan tanah dengan sendirinya dan disitu tersengarlah suara seperti bunyi Bangjong  (katak). Ada pun lahirnya kesenian tersebut dari daerah Ciwidey.
            Beda halnya dengan versi yang berkembang di Daerah Ciwidey, Meman Subiana berpendapat bahwa :
 Kesenian Bangkong Reang  sudah ada sekitar pada tahun 1935 untuk megisi kekosongan waktu masyarakat petani di Desa Lebak Muncang , seperti mengembala hewan ternak, menunggu hasil panen dari sawah, dan berladang. Keenian Bangkong Reang  ini diperkenalkan pada masyaraka pertama kali oleh Idi (alm)  dan Meman pada tathun 1951 dalam loba yang  di beri nama “panca marga”  tingkat Kecamartan Ciwidey, kesenian bangkong Reang ini sebagai perwakilan dari Desa Lebak Muncang kampung Cijaura.






B.     ASPEK-ASPEK KARAWITAN DI KESENIAN BANGKONG REANG

1.      Waditra dan fungsinya
Waditra atau bisa juga disebut alat tetabuhan atau instrumen. Waditra yang dipergunakan dalam seni Bangkong Reang ini termasuk ke golongan alat yang tidak bernada.  Waditra yang biasa di pakai dalam kesenian Bangkong Reang  adalah  ruas hiji, ruas tilu, ruas opat, borogododol jalu, borogododol bikang, kolotok dan belentuk. Dan selanjutnya berkembang dengan penambahan waditra kendang, goong, dan tarompet.

A.    Kolotok
kolotok ini juga salah satu waditra yang  ada di kesenian Bangkong Reang. Kolotok  ini juga sering digunakan dikesenian calung  sebagai alat tambahan.  Waditra  ini juga sebagai patokan untuk Waditra  yang lainya, cara memainkan kolotok  dengan cara di pukul dengan menggunakan panakol. Waditra  ini dibuat dari bahan kayu dengan ukurn panjang 13 cm dan dia meter 21 cm dan 8 cm.

B.     Bangkong reang
Bangkong Reang di buat dari bambu wulung (bambu hitamberbentuk seperti huruf U dalam berbagai ukuran. Bangkong Reang  biasanya palingb sedikit dimainkan oleh 6 orang dan maksimalnya 12 orang. Bangkong Reang yang di main kan oleh 6 orang pemain tersebut diantara nya sebagai berikut :
1.      Bangkong Reang Tugu
Tugu memiliki panjang 72 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 38 cm.

2.      Bangkong Reang Galimer
Galimer memiliki ukuran panjang 8cm dengan diameter 5 cm dan
panjang lubang U 38 cm.

3.      Bangong Reang Petit
Petit memiliki ukuran panjang 87 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 40 cm.
4.      Bangkong Reang Bem
Bem memiliki ukuran panjang 93 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 54 cm.

5.      Bangkong Reang Pangwilit
Pangliwit memiliki ukuran panjang 97 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 59 cm.

6.      Bangkong Reang Engklok
Engklok memiliki ukuran panjang 104 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 64 cm.
Suara yang dihasilkan dari masing-masing  Bangkong Reang ini tergantung Panjang dan diameter. Semakin besar ukuran tersebut maka nadanya semakin rendah  suara yang diahsilkanya,sebaliknya jika makin kecil ukuran semakin tinggi suara yang di hasilkanya
Penulis  : Muhammad Fariq
Nim      : 18123033
Sumber  : Skripsi Dian Candra Purnama
Foto        : Dokumen Pribadi (Grup Bangkong Reang Sri Tunggal Bandung)






Tidak ada komentar: