KESENIAN BANGKONG REANG
Dari segi istilah bahasa bahwa Bangkong Reang terdiri dari 2 suku kata yaitu Bangkong dan Reang. Bangkong
itu adalah nama hewan dalam bahasa
sunda bila di atikan kepada bahasa indonesia adalah Katak, sedangkan Reang
adalah suara yang gaduh atau ramai. Katak atau Bangkong adalah hewan
amfibia yang paling dikenal di seluruh indonesia. Katak yang dimaksud dalam
seni Bangkong reang ini berjenis katak sawah. Katak sawah ialah
katak yang biasanya hidup di sawah-sawah, rawa, parit dan juga selokan, sampai
ke rawa-rawa bakau. Nama ilmiah katak
sawah biasa disebut fejervarya
cancrivora.
A.
ASAL-USUL
KESENIAN BANGKONG REANG
Banyak
versi mengenai asal-usul kesenian Bangkong
Reang, hal ini disebabkan karena kuranya sumber data mengenai kesenian Bangkong Reang. Wiradireja berpendapat
bahwa :
Kesenian Bangkong Reang sudah lama keberadaanya,
tetapi baru terungkap pada tahun 1978 dan baru di pagelarkan secara khusus tahu
1990 di Kabupaten Cianjur. Asal muasal tersebut,seorang tokoh kesenian Bangkong Reang, pergi ke suatu tempat
dengan bermaksud ingin mecari bahan bambu untuk alat musik Calung. Tetapi entah mengapa
bambu tersebut jatuh ke permukaan tanah dengan sendirinya dan disitu
tersengarlah suara seperti bunyi Bangjong
(katak). Ada pun lahirnya kesenian
tersebut dari daerah Ciwidey.
Beda halnya dengan versi yang berkembang di Daerah
Ciwidey, Meman Subiana berpendapat bahwa :
Kesenian Bangkong
Reang sudah ada sekitar pada tahun
1935 untuk megisi kekosongan waktu masyarakat petani di Desa Lebak Muncang ,
seperti mengembala hewan ternak, menunggu hasil panen dari sawah, dan
berladang. Keenian Bangkong Reang ini diperkenalkan pada masyaraka pertama kali
oleh Idi (alm) dan Meman pada tathun
1951 dalam loba yang di beri nama “panca marga” tingkat Kecamartan Ciwidey, kesenian bangkong Reang ini sebagai perwakilan
dari Desa Lebak Muncang kampung Cijaura.
B.
ASPEK-ASPEK
KARAWITAN DI KESENIAN BANGKONG REANG
1. Waditra dan fungsinya
Waditra
atau bisa juga disebut alat tetabuhan atau instrumen. Waditra yang dipergunakan
dalam seni Bangkong Reang ini
termasuk ke golongan alat yang tidak bernada.
Waditra yang biasa di pakai dalam kesenian Bangkong Reang adalah ruas hiji, ruas tilu, ruas opat, borogododol
jalu, borogododol bikang, kolotok dan belentuk. Dan selanjutnya berkembang
dengan penambahan waditra kendang, goong, dan tarompet.
A. Kolotok
kolotok
ini juga salah satu waditra yang ada di kesenian Bangkong Reang. Kolotok ini juga sering digunakan dikesenian calung sebagai alat tambahan. Waditra
ini juga sebagai patokan untuk Waditra yang lainya, cara memainkan kolotok dengan cara di pukul dengan menggunakan panakol. Waditra ini dibuat dari
bahan kayu dengan ukurn panjang 13 cm dan dia meter 21 cm dan 8 cm.
B. Bangkong reang
Bangkong
Reang di buat dari bambu wulung (bambu hitamberbentuk seperti huruf U dalam berbagai ukuran.
Bangkong Reang biasanya palingb sedikit dimainkan oleh 6
orang dan maksimalnya 12 orang. Bangkong
Reang yang di main kan oleh 6 orang pemain tersebut diantara nya sebagai
berikut :
1.
Bangkong
Reang Tugu
Tugu
memiliki panjang 72 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 38 cm.
2.
Bangkong
Reang Galimer
Galimer
memiliki ukuran panjang 8cm dengan diameter 5 cm dan
panjang
lubang U 38 cm.
3.
Bangong
Reang Petit
Petit
memiliki ukuran panjang 87 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 40 cm.
4.
Bangkong
Reang Bem
Bem
memiliki ukuran panjang 93 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 54 cm.
5.
Bangkong
Reang Pangwilit
Pangliwit
memiliki ukuran panjang 97 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 59 cm.
6.
Bangkong
Reang Engklok
Engklok
memiliki ukuran panjang 104 cm dengan diameter 5 cm dan panjang lubang U 64 cm.
Suara
yang dihasilkan dari masing-masing Bangkong Reang ini tergantung Panjang dan
diameter. Semakin besar ukuran tersebut maka nadanya semakin rendah suara yang diahsilkanya,sebaliknya jika makin
kecil ukuran semakin tinggi suara yang di hasilkanya
Penulis : Muhammad Fariq
Nim : 18123033
Sumber : Skripsi Dian Candra Purnama
Foto : Dokumen Pribadi (Grup Bangkong Reang Sri Tunggal Bandung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar