Kesenian
yang sangat hidup dan berkembang di masyarakat. Kesenian ini terlahir melalui
adanya proses budaya dan tentu perjalanan nya sangat panjang, konon katanya
kesenian reak sudad ada di tahun
40-an yang terjadi secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Picture By @kacapaesan
Asal Usul Perkembangan Kesenian Reak
Seni reak pawal
mulanya terlahir di suatu daerah yang biasa desebut dengan kota udang yaitu
kota cirebon, yang kemudian berkembang dan menyebar ke kota sumedang. Di
kabupaten sumedang, kesenian reak ini
berkembang tepatnya disuatu daerah yaitu Rancakalong dan Tanjunsgsari. Dilihat
awal lahirnya kesenia reak ini,
sangat jelas kesenian reak ini,
sangat jelas bahwa kesenian reak
bukan asli kesenian dari daerah
Cileunyi. Adapun seni reak
yang sampai ke cileunyi. Pada awalnya dibawa oleh sekelompok pedagang-pedagang
dari kabupaten Sumedang sekitar tahun 1958.
Telah diungkapkan oleh salah seorang tokoh nya
kesenian reak, abah Enjum, pada
awalnya kesenia reak terlahir di kota
Cirebon dan menyebar luas ke kota Sumedang dan selanjutnya di bawa ke daerah
bandung timur diantaranya : Cileunyi, Rancaekek, Cicalengka, Cibiru hingga
ujung berung.
Seperti kita ketahui dalam agama islam bahwa
laki laki wajib hukumnya untuk di khitan (sunat) namun, pelaksanaan khitanan
bagi anak-anak ini mendapat kenadala karena si anak seringkali ketakutan ketika
akan di sunat. Oleh karena itu para sesepuh sumedang berpikir bagaimana caranya
si anak tersebut tidak takut di sunat, maka diciptakanlah suatu jenis kesenian
yaitu kesenian reak.
Sebagaimana telah diungkapkan oleh Deliman
(2012:19) bahwa Islam datang ke Indonesia sekitar abad ke-12 pengaruh islam
sangat jelas di Indonesia pada abad ke-13. Dengan adanya penjelasan tersebut
bahwa pernyataan reak tersebar luas
pada abad ke-12 yang di sebarkan oleh salah seorang yaitu Prabu Kian Santang
adalah tepat sekali. Berkaitan dengan
sejarah perlu adanya analisis khusus tentang kesejarahanya masuknya islam ke
Indonesia khusunya ke tanah pasundan.
Pertunjukan reak
pada awalnya perkembanganya identik dengan tingkah laku yang tidak patut
dicontoh, yang dianggap oleh masyarakat setempat mengnggu dan merusak
lingkungan sekitar. Padal itu hanya sebagian oknum rpemain, sehingga kesenian reak dianggap buruk di mata masyarakat.
Akan tetapi pemahaman yang di berikan melalui diskusi bahwa sebenarnya kesnian reak memiliki simbol dan makna yang
terkandung pada jalan kebaikan.
Penyebaran Kesenian Reak
Pada awalnya kesenian reak berada di desa Cinunuk pada tahun 1940. Kesenian ini disebar luaskan oleh sesepuh yang cukup terkenal pada masanya, yaitu Abah Juarta dan Abah Wirahma. Abah juarta mengemangkan kesenian reak di wilayah barat dari dea Cinunuk, sedangkan Abah Wirahma mengembangkan ke sebelah timur dari dea Cinunuk.
Fungsi Kesenian Reak
Pada daarnya setiap pertunjukan seni pasti mempuyai fungsi dan kebutuhan pendukung dari masyarakat sekitar. Sebagaimana diungkapkan oleh koentjaraningrat (1984:29) bahwa fungsi merupakan suatu yang dapat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan suatu masyarakat, dimana keberadaan dari suatu tersebut mempunyai arti penting dalam kehidupan sosial.
Merriam (1964:227) seorang etnomusikolog, dalam bukunya “The anhropology of music” mengungkapkan bahwa budaya berfungsi apabila memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Berkaitan dengan kesenian reak di desa Cinunuk, tentu saja kesenian tersebut mempunyai beberapa fungsi yang dapat memenuhi keutuhan bagi masyarakat pendukungnya.
Perkembangan Reak Dari Zaman Ke Zaman
A. Reak Sebagai Seni Tradisi
Penulis : Muhammad Fariq
Picture By @kacapaesan
Penyebaran Kesenian Reak
Pada awalnya kesenian reak berada di desa Cinunuk pada tahun 1940. Kesenian ini disebar luaskan oleh sesepuh yang cukup terkenal pada masanya, yaitu Abah Juarta dan Abah Wirahma. Abah juarta mengemangkan kesenian reak di wilayah barat dari dea Cinunuk, sedangkan Abah Wirahma mengembangkan ke sebelah timur dari dea Cinunuk.
Fungsi Kesenian Reak
Pada daarnya setiap pertunjukan seni pasti mempuyai fungsi dan kebutuhan pendukung dari masyarakat sekitar. Sebagaimana diungkapkan oleh koentjaraningrat (1984:29) bahwa fungsi merupakan suatu yang dapat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan suatu masyarakat, dimana keberadaan dari suatu tersebut mempunyai arti penting dalam kehidupan sosial.
Merriam (1964:227) seorang etnomusikolog, dalam bukunya “The anhropology of music” mengungkapkan bahwa budaya berfungsi apabila memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Berkaitan dengan kesenian reak di desa Cinunuk, tentu saja kesenian tersebut mempunyai beberapa fungsi yang dapat memenuhi keutuhan bagi masyarakat pendukungnya.
Picture By @kacapaesan
Perkembangan Reak Dari Zaman Ke Zaman
A. Reak Sebagai Seni Tradisi
- Tradisi adalah produk manusia yang bisa diterima, ditolak, atau diubah.
- Harus ada pemahaman yang tinggi paa tradisi dalam proses kreatif.
- Tradisi menjadi sumber insfiratif seniman untuk karyanya.
B. Reak Sebagai Kesenian Yang Tumbuh Dan Berkembang Di Masyarakat
- Sampai saat ini masih dinikmati dikalangan terbatas.
- Terbelenggu fanatisme daerah.
- Harus tersedianya secara maksimal dukungan sarana dan media budayanya.
- Harus terus diapresiasi oleh masyarakat dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
- Harus terus dikenal oleh masyarakat dan survei sehingga memilliki daya jual.
- Harus mengoptimalkan simpul-simpul budaya yang memiliki ruang berekspresi para seniman.
Penulis : Muhammad Fariq
Nim : 18123033
Sumber : Hendi Rohendi, M.Sn., Dan Anto Sumiarto (Disampaikan
Pada Acara Forum Grup Diskusi (FGD) Seni Reak Kota Bandung)
English Text
Reak Art
Art that is very alive and developing in the community. This art was born through a cultural process and the journey was very long, it is said that the art of war was in the 40s that happened to the next generation.
The Origin of the Development of Reak Art
The art of fury was originally born in an area usually called the town of shrimp, namely the city of Cirebon, which then developed and spread to the city of Sumedang. In Sumedang district, this revival art developed in an area namely Rancakalong and Tanjunsgsari. Viewed from the beginning of the birth of this region, it is very clear the art of this reaction, it is very clear that the art is not original art from the Cileunyi area. As for the art of reak that reached Cileunyi. Initially brought by a group of traders from Sumedang district around 1958.
It has been revealed by one of his prominent figures in the art of reak, Abah Enjum, at the beginning the kesenia was born in the city of Cirebon and spread to the city of Sumedang and subsequently brought to the east of Bandung including Cileunyi, Rancaekek, Cicalengka, Cibiru to the end of the berung.
As we know in Islamic religion that men are obliged to circumcise (circumcision), however, the implementation of circumcision for these children gets an error because the child is often frightened when going to circumcision. Therefore the elders were thinking about how the child was not afraid of circumcision, so a type of art was created, namely reak art.
As Deliman (2012: 19) has revealed that Islam came to Indonesia around the 12th century the influence of Islam was very clear in Indonesia in the 13th century. With this explanation, the widespread statement in the 12th century that was spread by one person, Prabu Kian Santang, was very precise. In connection with history, it is necessary to have a special analysis of the history of the entry of Islam into Indonesia, especially to the land of the past.
The performance at the beginning of its development was synonymous with exemplary behavior, which was considered by the local community to protect and destroy the surrounding environment. This is only a part of the players, so that art is considered bad in the eyes of the public. However, the understanding given through discussion is that actually the reality of the reaction has symbols and meanings contained in the path of goodness.
Spread of Reak Arts
At first the art of reak was in the village of Cinunuk in 1940. This art was spread by quite famous elders of his time, namely Abah Juarta and Abah Wirahma. Abah juarta developed reak art in the western region of dea Cinunuk, while Abah Wirahma developed to the east from dea Cinunuk.
Function of Reak Art
On the basis of each performance the arts must have the functions and needs of the supporters of the surrounding community. As expressed by koentjaraningrat (1984: 29) that function is something that can be useful and useful for the life of a society, where the existence of such a meaning in social life.
Merriam (1964: 227) an ethnomusicologist, in his book "The Anthropology of music" reveals that culture functions if it meets certain needs or goals. In connection with the art of reak in the village of Cinunuk, of course the art has several functions that can fulfill the integrity of the supporting community.
The Development Of Reak Art
A. Reak as a Tradition Art
- Tradition is a human product that can be accepted, rejected, or changed.
- There must be a high understanding of tradition in the creative process.
- Tradition is an insfirative source of artists for his work.
- Until now it is still enjoyed in limited circles.
- Shackled regional fanaticism.
- Maximum availability of facilities and cultural media must be available.
- It must continue to be appreciated by the community and adapted to the times.
- Must continue to be known by the public and surveys so that they have selling power.
- Must optimize cultural nodes that have the expression space of the artists.
Author : Muhammad Fariq
Nim : 18123033
Source : Hendi Rohendi, M.Sn., and Anto Sumiarto (Presented at the Reak Art Discussion Group (FGD) Forum in Bandung)